Ba’da shalat isya berjama’ah saya siap-siap untuk segera ke rumah seorang teman di mana akan dilangsungkan pengajian rutin pekanan yang kami sebut liqa. Sudah sejak Idul Fitri saya belum sempat hadir. Ada saja alasan untuk tidak hadir, bukan sebaliknya seperti pesan MR kami “cari alasan bagaimana supaya bisa hadir”. Sehingga bagi saya ada suasana rindu untuk berkumpul dengan teman-teman.
Sesampai di tempat acara beberapa orang teman sambil salaman berseloroh mengucapkan “Taqabbalallahu Minna wa Minkum”, padahal Idul Fitri sudah berlalu lebih dari 40 hari. Maksudnya . . . ke mana aja ente sebulan ini. He . . . he . . .
MR kami dalam kesempatan pengajian tersebut
mengisahkan sebuah hadits yang kira-kira isinya seperti di bawah ini. Maklumlah
karena ilmu saya masih cetek, sehingga saya belum pernah mendengar cerita
hadits ini sebelumnya. Bagi saya hadits ini begitu fantastic, Superrr.
Lebih
kurangnya ceritanya sbb:
Ada seorang
wanita berkulit hitam yang suka menyapu, membersihkan, beres-beres atau sebutan
orang pabrik melakukan aktifitas 5S bersih-bersih di area
masjid Nabi ketika itu. Nabi SAW dalam kesehariannya sering melihat wanita
tersebut ikut shalat berjamaah dan sekalian membersihkan Masjid.
Selang
beberapa waktu Rasul yang mulia tidak pernah lagi melihat wanita tersebut.
Sehingga beliau menanyakannya ke para Sahabat. “ Wahai Sahabatku di manakah wanita
yang sering menyapu dan membersihkan Masjid ini, saya tidak melihatnya dalam
beberapa hari ini. ” Sahabat kaget dan serba-salah sembari menjawab, “Dia sudah
wafat ya Rasulullah beberapa hari yang lalu.”
Dengan
suara tertekan Rasulullah langsung berujar, “Tunjukkan kepada saya di mana
kuburan wanita itu”. Rasulullah langsung bergegas ke kuburan dan mendo’akan
wanita tukang sapu tersebut.
Apa hikmah
yang bisa kita ambil.
Mungkin di
mata para Sahabat, wanita tukang sapu itu hanyalah seorang kecil berkulit
hitam, tidak ada pentingnya, sehingga kematiannyapun tidak perlu diinformasikan
ke Rasulullah SAW. Sementara bagi Rasulullah SAW wanita itu mendapat perhatian dan
dihargai, sehingga Beliau merasa menyesal tidak tahu saat kematian wanita
tersebut dan segera menyempatkan dirinya untuk berziarah ke kuburan dan mendo’akannya.
Subhaanallaah
. . . .
Jadi
janganlah pernah kita meremehkan atau menganggap kecil seseorang, walaupun dia hanya seorang tukang sapu.
Mungkin mereka kecil di mata manusia, tapi bisa saja mereka lebih mulia di mata ALLAH.
Cibitung,
12 Dzulqa’idah 1432 H/ 09 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar