Minggu, 13 Maret 2016

Catatan Kecil GMT 09 Maret 2016 dan Suasana Shalat Gerhana di Cibitung Bekasi

Tidak seheboh beberapa puluh tahun yang silam ketika terjadi GMT - Gerhana Matahati Total di tahun 1983, TVRI yang waktu itu satu-satunya media siar televisi di Indonesia setiap hari selang sekian  waktu menayangkan pengumuman bahwa akan terjadinya gerhana matahari total di sepanjang kepulauan Indonesia. Himbauan itu ditambah lagi dengan peringatan akan ancaman bahaya kebutaan bagi siapa saja yang nekad untuk menatap langsung matahari pada saat terjadinya gerhana tsb. GMT benar-benar menjadi momok tapi ditunggu-tunggu oleh masyarakat.




Pas waktu terjadinya gerhana suasana pada waktu itu seingat penulis, sekolah diliburkan, kita anak-anak tidak  boleh main keluar rumah, Orang tua mewanti-wanti jangan coba-coba menatap matahari bila tidak ingin buta. Dan pada saat terjadinya gerhana kita semua menonton siaran langsung di televisi di rumah-rumah dengan pintu dan jendela ditutupi gorden rapat-rapat, sekan-akan takut ada sinar matahari yang menyelinap masuk ke rumah yang akan bikin mata buta..

Beda dulu dan sekarang. Positifya dulu informasi akan terjadinya GMT massif, hampir semua rakyat Indonesia tahu kapan persisnya tanggal terjadi gerhana.  Tapi kondisi sekarang orang kebanyakan baru sadar akan terjadinya gerhana beberapa hari menjelang.  Baru heboh sekitar sepekan lagi akan terjdinya gerhana, yaitu pada Maret 2016.

Kondisi pas gerhana 9 Maret 2016 berlangsung sebagian (ketika hampir selesai) di langit Cibitung Bekasi.

Media sosial yang di zaman dulu belum ada seperti facebook (FB), WhatsApp (WA), Twitter, Line, Blackberry Messenger (BBM), Telegram, dsb  ramai dengan kicauan, broadcasting, tulisan sekitar gerhana. Mulai dari apa itu gerhana, bagaimana proses terjadinya, di mana dan lokasi yang akan dilalui gerhana, bagaiman melihat gerhana dengan aman, dan lain-lain - sampai dengan tata-cara shalat gerhana. Nah . . . ini yang istimewa bagi penulis, dan juga mungkin bagi sebagian besar rakyat Indonesia ...... Shalat Gerhana - Kusuf dan Khusuf - Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan.

Suasana bubaran shalat gerhana 09 Maret 2016 di Masjid Al-Muhajirin Regensi Bekasi Cibitung
Selama ini kita hanya tahu dari tulisan dan pelajaran di sekolah saja bahwa ketika terjadi gerhana disunnahkan untuk shalat gerhana, bagaimana tatacaranya bisa dibilang sebagian besar masyarakat muslim baik yang di kota besar ataupun di kampung-kampung tidak memahaminya. Dan inilah salah satu manfaat dan kelebihan media sosiail (sosmed) yang disebutkan di atas. Sosmed diramaikan dengan informasi bagaimana tata-cara shalat gerhana, disebutkan juga shalat gerhana beda dengan shalat biasa di mana satu rakaat terdapat 2 kali ruku, 2 kali baca Al-Fatihah, lalu bagaimana sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pada saat terjadinya gerhana, dan lain-lain serta ajakan kepada seluruh kaum Muslimin untuk  melaksanakan shalat gerhana. Sehingga beberapa hari menjelang terjadinya gerhana pada 09 Maret 2016, terasa masyarakat begitu antusias untuk bisa mengikuti shalat sunnah tsb, yang menurut informasinya akan terjadi gerhana matahari sebagian (sekitar 80%) di wilayah pulau Jawa sekitar pukul 06.15 s/d 08.30.

Suasana bubaran shalat gerhana 09 Maret 2016 di Masjid Al-Muhajirin Regensi Bekasi Cibitung
(Catatan : Gerhana Matahari Total melewati wilayah Pulau Sumatera seperti Bengkulu, Palembang, Bangka-Belitung, Kalimantan, dan Poso di Sulawesi serta Kepulauan Maluku). 

Kebetulan sekali di hari terjadinya gerhana bertepatan dengan hari libur nasional. Banyak masyarakat yang menyangka baik itu anak sekolah, ibu rumah tangga ataupun orang kantoran yang mengira libur tsb adalah berkaitan dengan gerhana, padahal bukan - pada hari tsb adalah hari Libur Nasional Nyepi.

Pagi setelah shalat Subuh terdengar himbauan dari masjid perumahan kami  bahwa akan dilaksanakannya shalat gerhana yang akan dimulai pada pukul 07.00. Benar saja masyarakat antusias dan berbondong-bondong ke masjid. Suasana pada waktu itu tak ubahnya seperti shalat Ied, Tua muda, ayah, ibu, kakek nenek, anak-anak beramai-ramai ke Masjid Al-Muhajirin, satu-satunya masjid di kompleks Perumahan Regensi Bekasi-1, Cibitung Bekasi.

Pukul 06.30 ruang utama masjid sudah penuh sesak oleh jamaah. Terpaksa area parkir yang tadinya tidak dipersiapkan untuk shalat dipakai oleh jamaah laki-2 yang membludak. Sementra untuk ibu-ibu masih bisa mengisi pada lantai 2 masjid. Suasana benar-benar seperti shalat Ied, minus takbiran. Jumlah jamaah yang hadir shalat gerhana melebihi ramainya shalat Jum'at dan kurang dari jum;lah jamaah shalat Ied.

Suasana Shalat Gerhana 09 Maret 2016 di Masjid Raya Unipad (MRU) Jatinangor, Bandung.
Di tempat-tempat lain di sekitar Bekasi yang kami dapat informasi dari teman-teman kerja keesokan harinya juga tidak jauh beda, suasana shalat gerhana serasa shalat Ied - Suasana pagi terasa seperti Lebaran, cuma bedanya   begitu sampai di rumah tak ada ketupat yang siap disantap.

Alhamdulillah kami sekeluarga berkesempatan melaksanakan shalat gerhana di tahun 2016 ini, minus anak sulung kami Izzat yang kuliah di Unpad Bandung. Izzat melaksanakn shalat gerhana di Masjid Raya Unpad (MRU). Dan menurut info dari anak kami tersebut yang sempat mengirimkan foto via WA Messenger,  suasana shalat gerhana di Universitas Padjadjaran Jatinangor Bandung-pun  tumpah ruah bagaikan shalat Ied.

Jamaah akhwat Shalat Gerhana 09 Maret 2016 di Masjid Raya Unipad (MRU) Jatinangor, Bandung.
Semoga peristiwa langka Gerhana Matahari Total ini bila terjadi lagi di waktu-waktu yang akan datang memang sebaiknya dijadikan sebagai hari Libur Nasional, atau minimal instansi yang ada memberi kesempatan kepada kaum Muslimin untuk berbondong-bondong ke Masjid untuk melaksanakan ibadah shalat gerhana, salah satu peristiwa alam yang menunjukkan akan kebesaran ALLAH SWT - Sang Pencipta Alam Semesta.

Semoga. Aamiin . . . . . .

Cibitung,4 Jumadil Akhir 1437 H - 13 Maret 2016
Abuizzat 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar